Rabu, 03 Desember 2025

Ateng Sutisna Dukung Kertajati Jadi Kawasan Industri Pertahanan

  • 02 Desember 2025 02:32 16 Dilihat

Anggota DPR RI, Ateng Sutisna mendukung usulan mengubah Bandara Kertajati menjadi kawasan industri pertahanan nasional untuk mengoptimalkan infrastruktur dan mendorong kemandirian industri strategis. (Potret : Tangkapan Layar/Pustakawarta.com)

Majalengka, Pustakawarta.com - Anggota Komisi XII DPR RI Dapil Jawa Barat IX dari Fraksi PKS, Ateng Sutisna, menilai usulan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk menyulap dan memodifikasi kawasan Bandara Kertajati menjadi kawasan industri pertahanan nasional merupakan langkah realistis, visioner, dan paling tepat untuk mengoptimalkan infrastruktur yang telah dibangun.

Menurut Ateng, Bandara Kertajati menghadapi sejumlah kendala mendasar sejak diresmikan, terutama rendahnya minat maskapai penerbangan dan penumpang untuk memilih rute menuju Kertajati.

"Preferensi masyarakat masih sangat kuat ke bandara besar seperti Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, atau Husein Sastranegara. Ini membuat potensi komersial Kertajati sulit berkembang,” ungkap ateng Sutisna. 

Ia menambahkan, sekalipun infrastruktur pendukung dan akses transportasi ditingkatkan, kecenderungan penumpang untuk tetap memilih bandara di Jakarta atau Bandung tidak akan berubah signifikan.

Akibatnya, apabila maskapai penerbangan dipaksakan membuka rute ke Kertajati, beban operasional tetap tidak akan seimbang.

"Karena itu, mengalihfungsikan Kertajati sebagai kawasan industri pertahanan terpadu adalah pilihan yang rasional,” tegasnya.

Terlebih Pemerintah saat ini memiliki holding Defend.Id yang membawahi PT LEN Industri, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (PT DI), PT PAL Indonesia, dan PT Dahana.

Seluruh BUMN tersebut tengah membutuhkan perluasan kapasitas industri, namun terbatasnya lahan terutama bagi PT Dirgantara Indonesia yang selama ini beroperasi di kawasan Bandara Husein Sastranegara menjadi kendala utama.

“Kertajati punya semua yang dibutuhkan: lahan luas, runway memadai, berada dekat Tol Cipali, serta hanya selangkah dari Pelabuhan Patimban. Ini kombinasi strategis untuk memperkuat rantai pasok industri pertahanan nasional,” tambanya. 

Ateng menekankan bahwa apabila seluruh entitas dalam Defend.Id dipusatkan dalam satu kawasan industri terpadu, Indonesia berpeluang membangun prototipe kawasan industri pertahanan terbesar dan terintegrasi di Asia, bahkan dunia.

Ia mencontohkan PT PAL yang dapat memperluas fasilitas produksinya dengan memanfaatkan kedekatan Pelabuhan Patimban.

Ia menilai, pengalihan fungsi ini akan memberikan nilai tambah signifikan sekaligus mencegah Kertajati menjadi infrastruktur mangkrak, serta memperkuat kemandirian industri strategis pertahanan nasional.

"Daripada dipaksakan sebagai bandara komersial, lebih baik diarahkan menjadi kawasan strategis yang bermanfaat bagi kemandirian industri pertahanan nasional,” tutupnya. (Jilly Ortega) 

Bagikan Berita


Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu