Sabtu, 19 April 2025

Dihantam Getaran Tol, Sekolah di Majalengka Runtuh Pelan-Pelan. Murid Terabaikan?

  • 07 Februari 2025 12:02

Siswa saat sedang di ruang SDN Mekarjaya 3 Kertajati (Potret : Tangkapan Layar/Pustakawarta.com)

Majalengka, Pustakawarta.com - Majalengka kembali dihadapkan pada ironi dunia pendidikan. Setelah sebelumnya beberapa sekolah mengalami atap ambruk, kini kondisi serupa mengancam siswa SDN Mekarjaya 3 Kecamatan Kertajati. 

Bangunan sekolah ini dalam kondisi yang nyaris tak layak, Tembok dan lantai retak, plafon bolong, jendela rusak, hingga kusen kayu yang lapuk menjadi pemandangan sehari-hari di sekolah ini. 

"Kondisinya ya hampir semuanya juga sudah rusak berat, sampai saat ini ada satu ruang kelas yang tidak dapat digunakan," ungkap Asikin, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kertajati.  

Namun, bukan hanya usia bangunan yang menjadi penyebab utama. Getaran dari Jalan Tol Cipali, yang hanya berjarak 15 - 20 meter dari sekolah, diduga kuat mempercepat kerusakan.

"Menurut pengamatan dan pengalaman saya, ini karena posisinya yang sangat dekat dengan jalan tol, bahkan dekat dengan jembatan layang. Waktu pembuatan jembatan layang itu kan menanam paku alam, dan saat itu getarannya sampai ke sini. Sekarang pun, kalau ada truk besar yang bannya meletus, getarannya tetap terasa sampai ke sekolah," jelas Asikin.  

Sayangnya, upaya pihak sekolah untuk mengadukan masalah ini kepada pengelola Jalan Tol Cipali tidak membuahkan hasil. Bahkan Sejak dari 2015 lalu, gedung sekolah ini belum pernah mendapat perbaikan berarti.  

"Banyak yang pecah, tadi juga kita lihat dari awal sudah retak-retak. Karena semakin tua, bangunan ini semakin rentan terhadap getaran kendaraan besar. Ini jelas mengganggu," tambahnya.  

Tak hanya membahayakan, kondisi sekolah yang berdekatan dengan tol ini juga membuat siswa tidak nyaman saat belajar. Kebisingan kendaraan, suara ban pecah, hingga ancaman bangunan roboh menjadi momok bagi mereka.  

"Enggak nyaman karena banyak yang rusak, lantai sama temboknya juga. Terus terganggu suara kendaraan, kadang ban pecah, terus ada getaran-getaran. Pengen cepat dibenerin biar lebih nyaman belajarnya," keluh Dina, siswa kelas 6.  

 

Pihak sekolah berharap pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan segera turun tangan untuk memperbaiki gedung sekolah yang rusak parah ini.  

"Kami maklum kalau sekolah di Majalengka banyak, ada lebih dari 700. Tapi tolonglah, sekarang kami juga butuh penanganan segera," tutup Asikin penuh harap. 

Sementara itu, belum ada kejelasan kapan pemerintah akan mengambil tindakan. Lantas sampai kapan anak-anak harus belajar di tengah ketakutan? (*) 

Bagikan Berita


Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu