Sabtu, 19 April 2025

Makan Gratis untuk Siswa, Pedagang Kantin Gigit Jari ?

  • 10 Januari 2025 18:15

Siswa sedang jajan di kantin sekolah (Potret : Jilly Ortega,/Pustakawarta.com)

MAJALENGKA,PUSTAKAWARTA.COM - Pemerintah Kabupaten Majalengka tengah bersiap meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi siswa sekaligus meringankan beban ekonomi keluarga. Program yang direncanakan berjalan dalam waktu dekat ini menuai respons beragam dari masyarakat, terutama pedagang kantin sekolah yang khawatir akan dampaknya terhadap pendapatan mereka.

Nanang Purnawandi, seorang pedagang kantin di SMK PUI Majalengka, menyampaikan kekhawatirannya mengenai potensi penurunan omzet akibat program ini. Menurut Nanang, meskipun program MBG membawa manfaat positif bagi siswa, pelaksanaannya dapat memengaruhi keberlangsungan usaha kecil seperti kantin sekolah.

“Ya, mungkin para pedagang akan sepi. Programnya sih bagus, tapi ya dampaknya gitu, yang jajan berkurang,” ujarnya dengan nada prihatin.

Nanang menuturkan, selama ini kantinnya menjual beragam makanan seperti nasi kuning, gorengan, dan camilan, yang menjadi favorit siswa saat jam istirahat. Ia berharap pemerintah tidak hanya fokus pada manfaat program bagi siswa, tetapi juga mempertimbangkan nasib pelaku UMKM seperti dirinya dengan melibatkan mereka dalam penyediaan makanan untuk program tersebut.

“Harapannya ya dipertimbangkan aja untuk UMKM. Semisal adanya pelibatan biar sama-sama enak, tidak ada yang dirugikan,” tambahnya penuh harap.

Sementara itu, di sisi lain, program MBG mendapat sambutan positif dari siswa. Lia Liani, siswi kelas 11, mengaku merasa terbantu dengan adanya program ini. Ia menilai kebijakan tersebut tidak hanya membantu meringankan pengeluaran keluarga, tetapi juga memberikan peluang untuk menabung lebih banyak.

“Membantu sih. Dari bekal ya lumayan ada simpanan lebih,” ungkap Lia kepada Pustakawarta.

Meski begitu, Lia menyatakan bahwa program makan gratis tidak sepenuhnya menghilangkan kebiasaannya membeli makanan di kantin. Namun, ia memperkirakan jumlah pembelian akan berkurang dibanding sebelumnya.

“Kayaknya sih kemungkinan tetap jajan, tapi lebih sedikit. Dengan adanya bantuan makan gratis ya sangat membantu buat mengurangi pengeluaran,” tambahnya.

Respons siswa yang positif ini menunjukkan bahwa program MBG dapat menjadi langkah konkret dalam mendukung kesejahteraan pelajar dan keluarga mereka, meskipun perlu penyesuaian agar dampaknya terhadap pihak lain, seperti pedagang kantin, dapat diminimalkan.

Persiapan Teknis dan Logistik Program

Di tengah pro kontra yang muncul, pemerintah daerah terus mempersiapkan pelaksanaan program agar berjalan lancar. Salah satu langkah penting adalah pendataan siswa yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terulangnya insiden saat uji coba sebelumnya, di mana seorang siswa mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi makanan yang disediakan.

“Deteksi anak-anak yang memiliki alergi. Karena saat uji coba, ada satu anak yang alergi,” kata Kasubag Perencana Disdik Majalengka, Joko Setiyono, kepada Pustakawarta pada (06/01/2025) lalu.

Selain itu, Joko menyampaikan bahwa akurasi data penerima manfaat menjadi prioritas utama. Ia menegaskan pentingnya memastikan semua siswa yang berhak mendapatkan makanan bergizi sesuai dengan jumlah yang terdaftar, agar tidak ada yang terlewatkan.

“Kami ingin memastikan bahwa data itu sesuai. Jangan sampai misalkan, dari pihak mitra ada 100, nyatanya ada 105. Maka ada 5 orang yang tidak mendapatkan,” jelasnya.

Pihak sekolah juga dilibatkan untuk memastikan kesiapan teknis di lapangan, termasuk penyediaan fasilitas mencuci tangan sebagai bagian dari upaya menjaga kebersihan selama program berlangsung.

Kesiapan Penyedia dan Infrastruktur

Penyedia makanan untuk program ini, Tiga Dara Utama, menyatakan bahwa dapur mereka telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Dengan luas dapur mencapai 800 meter persegi—dua kali lipat dari standar minimal yang ditetapkan—fasilitas tersebut siap mendukung produksi hingga 3.500 porsi makanan setiap hari.

“Kami juga telah menyiapkan daftar menu makanan yang akan disajikan selama enam hari dalam program MBG ini, tetapi harus menunggu pendampingan dari petugas BGN,” ujar Asep Sukarno, perwakilan Tiga Dara Utama (06/01/2025) lalu.

Selain dapur yang memadai, pihak penyedia juga mempersiapkan tempat khusus untuk pencucian ompreng atau wadah makanan yang akan digunakan dalam program. Proses ini telah melalui simulasi alur memasak hingga pendistribusian dan dinyatakan sesuai dengan standar operasional oleh BGN.

“Kami juga telah menyimulasikan alur memasak hingga pendistribusian MBG, dan dari BGN sudah menyetujuinya, karena telah memenuhi standar operasional,” tambah Asep.

Harapan dan Tantangan

Pelaksanaan program MBG di Kabupaten Majalengka menjadi cerminan dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya siswa. Namun, program ini juga menyoroti tantangan yang muncul bagi pelaku usaha kecil, seperti pedagang kantin, yang menjadi salah satu pihak terdampak langsung.

Pemerintah diharapkan dapat mencari solusi agar program ini tidak hanya berhasil memenuhi tujuan utamanya, tetapi juga menciptakan sinergi dengan pelaku UMKM. Pelibatan pedagang kecil dalam penyediaan makanan, misalnya, dapat menjadi langkah konkret untuk memastikan keberlangsungan usaha mereka tanpa mengurangi manfaat program bagi siswa.

Dengan berbagai persiapan yang dilakukan, program MBG diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi semua pihak, menciptakan harmoni antara kepentingan siswa, keluarga, dan pelaku usaha kecil khususnya di Kabupaten Majalengka. (*)

Bagikan Berita


Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu