Atap Sekolah Ambruk, Potret Buram Pendidikan di Majalengka

- 06 Februari 2025 15:24
Kondisi Atap Bangunan SDN Mekarjaya 4, Kecamatan Kertajati, Majalengka (Potret : Tangkapan Layar/Pustakawarta.com)
Majalengka, Pustakawarta.com - Dunia pendidikan kembali tercoreng dengan buruknya infrastruktur sekolah. SDN Mekarjaya 4, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, menjadi bukti nyata bahwa masih banyak sekolah yang luput dari perhatian pemerintah.
Atap salah satu bangunan di sekolah tersebut ambruk pada Minggu (02/02/2025), sekitar pukul 11.00 siang.
Insiden ini mengungkap fakta menyedihkan tentang kondisi sekolah yang sudah lama terabaikan. Kepala sekolah, Ela Sulaesih, mengungkapkan usia bangunan yang sudah tua menjadi pemicu utama runtuhnya atap, diperparah dengan hujan deras dan angin kencang yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari berturut-turut.
"Kejadiannya waktu hari Minggu ya, alhamdulillah anak-anak lagi pada libur. Itu sekitar jam 11-an. Ini akibat bangunan sudah lama, sudah lapuk, jadi atapnya miring. Waktu itu kan Sabtu sama Minggu diguyur hujan terus menerus, berat ya, ambruk. Terus ada angin," ungkapnya.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi empat ruang kelas lainnya yang juga berada di ambang kehancuran. Lantai yang pecah, tembok yang mulai retak, serta kayu penyangga yang keropos akibat rayap menunjukkan betapa rapuhnya fasilitas sekolah ini.
Sayangnya, belum ada langkah konkret dari pihak berwenang untuk segera memperbaiki kondisi ini.
"Kebetulan hampir semua ruangan ada yang rusak, ada yang rusak berat, ada yang rusak sedang. Kalau yang rusak berat ada empat. Khawatir sekali, tentunya was-was juga. Sebelum ambruk, kami takutnya kejadian saat ada anak-anak, bisa kena anak-anak, kan takut," tambahnya.
Ketakutan ini juga dirasakan oleh para siswa. Radhika Pasha, siswa kelas 5, mengaku kondisi sekolah yang rusak membuat mereka tidak nyaman belajar dan merasa terancam setiap hari.
"Kelasnya rusak, lantainya sudah pecah, temboknya mulai retak, jendelanya sudah nggak ada. Belajar serasa tidak nyaman, terganggu. Ada rasa khawatir, takut ini tiba-tiba ambruk," ujarnya.
Potret memilukan ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah dan dinas terkait. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh kurikulum, tetapi juga oleh lingkungan belajar yang aman dan layak.
Jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa ada tindakan nyata, maka janji-janji tentang peningkatan kualitas pendidikan hanya akan menjadi retorika tanpa makna. (*)
Bagikan Berita
Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu