Kecil tapi Bermakna, Kolaborasi Mahasiswa Cegah Stunting untuk Generasi Sehat Sadapaingan

- 14 Agustus 2025 01:04 48 Dilihat
Mahasiswa KKNT Saat Penyuluhan Stunting di Desa Sadapaingan, Ciamis (Potret : Tangkapan Layar/Pustakawarta.com)
Ciamis, Pustakawarta.com - Langkah kecil sering kali membawa dampak besar, terlebih jika dilakukan bersama dan dengan niat yang tulus.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Majalengka membuktikan hal itu melalui sebuah kegiatan penuh makna yakni sosialisasi pencegahan stunting di Balai Dusun Bojongsari, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis.
Program ini bukan sekadar bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, tetapi juga wujud nyata kepedulian terhadap masa depan anak-anak desa.
Dengan menggandeng kader posyandu dan didukung penuh oleh Pemerintah Desa Sadapaingan, mahasiswa menghadirkan edukasi tentang gizi dan pola hidup sehat yang menyentuh langsung kehidupan para ibu dan anak-anak di dusun tersebut.
Memahami Stunting, Melawan dari Akar
Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi edukatif mengenai pengertian stunting, penyebab, dampak jangka panjang, serta langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan di lingkungan rumah.
Mahasiswa menekankan pentingnya masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai periode emas tumbuh kembang anak yang tak tergantikan.
Hilmi, penanggung jawab kegiatan, menjelaskan latar belakang pemilihan Dusun Bojongsari sebagai lokasi pelaksanaan program.
"Kami melihat masih adanya kasus stunting di Bojongsari, dan itu artinya ada kebutuhan besar akan pemahaman gizi yang benar. Sosialisasi ini kami rancang agar bisa menyentuh langsung para ibu dan keluarga, bukan hanya sebagai teori, tapi lewat praktik yang bisa diterapkan di rumah," ujar Hilmi saat di hubungi pustakawarta.
Menu Sederhana, Gizi Luar Biasa
Dalam sesi praktik, peserta dikenalkan dengan dua contoh makanan tambahan bergizi, puding daun kelor dan salad sayur.
Menu ini dipilih karena bahan-bahannya mudah ditemukan di sekitar rumah, harganya terjangkau, dan proses pembuatannya sederhana namun kandungan gizinya sangat baik untuk tumbuh kembang anak.
Para ibu tidak hanya menyimak, tapi juga mencoba langsung rasa dari makanan tersebut. Anak-anak pun tampak menikmati puding kelor yang lembut dan salad sayur yang segar.
"Kami berharap ibu-ibu bisa mempraktikkan langsung pembuatan puding kelor dan salad sayur di rumah. Ini adalah langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar bagi kesehatan anak-anak," tutur Hilmi dengan penuh harap.
Selain demo masak, mahasiswa juga membagikan susu untuk balita dan brosur panduan gizi seimbang, berisi informasi mengenai stunting, resep-resep bergizi, serta tips pola makan yang dapat diterapkan sehari-hari.
Kolaborasi Nyata untuk Masa Depan Anak Desa
Antusiasme peserta sangat terasa sepanjang kegiatan. Para ibu aktif bertanya, berdiskusi, bahkan berbagi pengalaman tentang pola makan anak-anak mereka.
Dukungan teknis dari kader posyandu sangat membantu kelancaran kegiatan, mulai dari persiapan tempat hingga fasilitasi peserta.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap isu stunting, sekaligus munculnya semangat baru untuk mulai memperbaiki pola makan keluarga. Makanan yang diperkenalkan pun mendapat sambutan positif.
"Kami tidak bisa berjalan sendiri. Sinergi dengan masyarakat, kader posyandu, dan pemerintah desa menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. Harapannya, langkah kecil ini bisa diteruskan secara mandiri oleh masyarakat," ujar Hilmi lagi.
Sebagai tindak lanjut, para kader posyandu diharapkan melanjutkan edukasi secara berkala, memanfaatkan brosur yang telah dibagikan sebagai panduan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa pun percaya, perubahan besar selalu dimulai dari ruang-ruang kecil yang penuh ketulusan.
"Stunting bukan sekadar persoalan gizi, tapi juga soal masa depan. Kami ingin anak-anak Bojongsari tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki peluang yang sama untuk meraih impian mereka," pungkas Hilmi dengan mata berbinar.
Bagi Mereka, kegiatan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah gerakan kecil di desa. Melalui edukasi yang sederhana namun menyentuh, mahasiswa KKN-T Universitas Majalengka berhasil menjalin sinergi dengan masyarakat dusun Bojongsari untuk satu tujuan menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.
Dengan semangat kolaboratif yang dibangun, Dusun Bojongsari kini membawa harapan baru bahwa stunting bukanlah nasib, melainkan tantangan yang bisa diatasi bersama.
Dan dari balai dusun yang sederhana itu, lahir semangat besar untuk masa depan yang lebih baik.(*)
Bagikan Berita
Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu