Fenomena ‘Musim Kawin’ Dari Adat hingga Bisnis, Semua Kebagian Berkah

- 10 April 2025 22:02
Musim Kawin Pasca Lebaran Alias Pernikahan Tradisi Bulan Syawal (Potret : Tangkapan Layar/Pustakawarta.com)
Ragam, Pustakawarta.com - Layaknya kisah cinta yang berujung pada satu ikatan suci, pernikahan menjadi momen sakral yang dinantikan setiap pasangan.
Tak hanya sekadar mengucap janji setia, perayaan pernikahan juga menjadi ajang berbagi kebahagiaan bersama keluarga dan kerabat.
Namun, tahukah sobat warta bahwa ada satu musim tertentu yang dianggap sebagai puncak pernikahan di Indonesia? Ya, setelah Lebaran, bulan Syawal kerap dijuluki sebagai "musim kawin."
Bulan Syawal, Tradisi dan Keberkahan Pernikahan
Bagi umat Islam, Syawal bukan sekadar bulan biasa. Dalam ajaran Islam, bulan ini diyakini membawa keberkahan bagi pasangan yang ingin menikah.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri melangsungkan pernikahan di bulan Syawal, yang menjadi contoh bagi umatnya.
Dikutip dari Kalanganjambi.com, menikah di bulan Syawal merupakan sunnah Rasulullah SAW.
Beliau menikahi Sayyidah Aisyah RA di bulan ini sebagai bentuk pembuktian bahwa pernikahan di bulan Syawal justru membawa keberuntungan, bukan kesialan seperti yang diyakini oleh masyarakat jahiliyah kala itu. Dalam sebuah hadis, Aisyah berkata:
"Rasulullah menikahiku pada bulan Syawal dan kami mulai hidup bersama di bulan Syawal. Siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?" (HR Muslim)
Karena keyakinan ini, tak heran jika banyak pasangan memilih bulan Syawal sebagai waktu yang tepat untuk menggelar pernikahan. Fenomena ini pun membawa berkah tersendiri bagi berbagai penyedia jasa pernikahan.
Wedding Organizer, Panen Rezeki di Musim Kawin
Salah satu pihak yang merasakan berkah dari musim kawin ini adalah para pelaku industri wedding organizer (WO).
Zam Zam, seorang pelaku usaha di bidang WO, mengungkapkan bahwa ada tiga periode dalam setahun yang sering dijadikan momentum untuk menikah.
"Bulan yang cukup ramai untuk menikah itu bulan Sya'ban (sebelum Ramadan) dan bulan Desember. Namun, kalau mau bicara paling ramai tentu saja setelah Lebaran," ujarnya kepada Pustakawarta.
Sebagai seseorang yang sudah lama berkecimpung di industri pernikahan, Zam Zam mengakui bahwa tradisi menikah setelah Lebaran sudah berlangsung lama dan masih terus berlanjut hingga kini.
"Setelah Lebaran itu jadi titik puncak calon pengantin menyelenggarakan pernikahan," tambahnya.
Percetakan Undangan, Lonjakan Pesanan Tak Terbendung
https://tandacinta.webinvit.id
Tak hanya WO, bisnis percetakan undangan juga kebanjiran pesanan. Owner Tanda Cinta, Refy Mustika Shara, mengungkapkan bahwa pasca Lebaran, permintaan undangan pernikahan melonjak tajam.
"Dalam seminggu terakhir saja, kami sudah mencetak sekitar 3.000 pcs undangan cetak. Sementara untuk undangan digital, jumlah pemesanan memang belum terlalu banyak, masih di angka puluhan pelanggan," ungkapnya.
Bahkan karena melihat musim kawin ini, Refy mengaku telah menawarkan berbagai keuntungan tambahan bagi mereka yang memesan dalam jumlah besar.
"Bagi yang memesan paket silver lebih dari 500 pcs dan paket gold lebih dari 600 pcs, kami memberikan bonus seperti stiker label, tambahan foto, kartu ucapan, undangan video digital, souvenir dll dengan berbagai tema yang bisa dipilih sesuai keinginan." katanya penuh ramah.
"Gak hanya itu, kalo yang mengikuti akun media sosial Tanda Cinta, ada potongan harga khusus juga. Cuma ini juga berlaku hanya di musim kawin, paling sampe tanggal 20 April mendatang," jelasnya kepada Pustakawarta.
Sanggar Tari, Kebanjiran Panggilan untuk Siraman dan Pernikahan Adat
Selain industri percetakan dan WO, sanggar seni juga ikut merasakan berkah dari musim kawin ini.
Mega Meilani Astuti, salah satu pengurus Sanggar Sunda Rancage Majalengka mengungkapkan bahwa pasca Lebaran, mereka kebanjiran panggilan untuk tampil di berbagai acara pernikahan adat.
"Setelah Lebaran, kami sudah tampil 12 kali, belum termasuk acara siraman. Kalau ditambah dengan siraman, berarti sudah sekitar 18 kali," ungkap Mega.
Ia menambahkan bahwa bulan Syawal memang menjadi puncak musim pernikahan, yang nantinya akan disusul oleh bulan Rayagung atau pasca lebaran Idul Adha.
"Kalau ditotal, siraman dan upacara adat di bulan Syawal bisa lebih dari 30 kali tampil," katanya lewat pesan WhatsApp.
Dengan begitu, mengingat banyaknya aspek yang perlu dipersiapkan untuk sebuah pernikahan, calon pengantin disarankan untuk mulai merencanakan dan berdiskusi sejak jauh-jauh hari.
Selain mahar, hantaran, dan cincin pernikahan, aspek penting lainnya seperti katering, venue, dekorasi, dokumentasi, undangan, souvenir, serta hiburan juga harus dipersiapkan dengan matang agar pernikahan berjalan lancar dan berkesan.
Bagi para pelaku industri pernikahan, musim kawin ini menjadi ladang rezeki yang tak boleh dilewatkan. Sementara bagi pasangan yang hendak menikah, ini adalah waktu yang tepat untuk mewujudkan pernikahan impian dengan penuh keberkahan. (Jilly Ortega)
Bagikan Berita
Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu